25 November 2009

In memorial : My sam....!!

Malam itu, ketika aku baru sampai di rumah, aku terkejut melihat adikku sedang menangis terisak - isak.. Aku berpikir bahwa pasti ada yang tidak beres.. Aku bertanya pada adik paling kecilku itu.

" Ada apa sichh ??? koq nangis??"

" Sam,cii... Samm.. ", ucapnyahh sambil terisakk sampai tidak bisa menyelesaikan kata - katanya.

Mendengar hal itu, aku langsung berlari ke dalam rumah... Kulihat ada sesosok tubuh berbulu putihh terbujur kaku.. Aku langsung berteriak histeris melihatnya.

" Sammm..!! Sammmm..!!! ", aku panggil anjing kecil kesayanganku itu. Tapi, tak ada suara gonggongan sautan seperti biasanya.

" Samm..!! Samm..!! ", panggilku sambil terisak dan menggendong serta menggoyang - goyangkan tubuhnya. Aku hampir tak percaya bahwa Samantha Angela White, anjing kecilku yang baru berusia 2 bln yang biasa kami panggil dengan Sam itu telah pergi, pergi meninggalkan kami untuk selama - lamanya...

" Gaakk, Samm..!! Ayoo bangunn, sayang..!! Kamu gak boleh matii..!!! ", teriakku sambil menangis meraung - raung.

" Samm..!! Cici tau kamu kuat, kamu gak mgkn matiii..!! Samm..!! Bangunnn..!! "

" Cii... udahh,ci.. ", seru kedua adikku sambil menangis.

Terdengar suara pintu dibuka...

" Yung.. uda,Yung... Kamu mau kalo Sam meninggal tidak tenang? Nanti dia gak bs Chuo tai.. "

" iyaa,mii.. ", Hatiku benar - benar hancur dan kacau. Kesedihan menyelubungi relung hati yang paling terdalam.

_____________________________________________________________________

Malam itu, hatiku dan adik - adikku begitu riang karena permintaan kami untuk dapat memelihara seekor anjing disetujui oleh mami kami. Sebelumnya, mami kami tidak lagi mengizinkan kami untuk memlihara seekor anjing karena beranggapan bahwa anjing kami yg dahulu saja ketika pup, tidak ada yang sempat membersihkan, sehingga harus mami kami yang membersihkan. Jadi, mami kami mangambil keputusan mengembalikan anjing ( bernama Bonnie ) itu. Lain halnya dengan papi kami yang setuju dengan keinginan kami itu.

Ketika itu, berbekal keyakinan bahwa suasana mami kami sedang senangnya, kami membujuk dan meyakinkannya bahwa kami dapat merawat anjing tersebut dengan baik. Dan akhirnya, dengan dukungan tambahan dari papi, akhirnya mami kamipun menyetujuinya.

___________________________________________________________________

Sempat 2x mau diantar, tetapi tidak jadi, kami cukup kecewa karena telah menanti - nantikan kehadirannya. Dari membeli fiber untuk menutupi bawah pagar kami sampai tempat makanan dan tempat minuman telah kami siapkan. Kami tidak sabar menantikan seekor anjing kecil betina yang berwarna putih tersebut.

Tepat 12 September 2009, akhirnya yang kami nanti - nantikan datang juga. Sesampainya di rumah, kami langsung buru - buru membuka kardus tersebut, tampak anjing kecil mungil bewarna putih sedang gemetar dan mengeluarkan liur. Wahhh..pastii dia takut dan haus karena berada cukup lama di dalam kardus.

Aku,mamiku, dan adik bungsuku langsung membelainya untuk menenangkannya. Saat itu, adik laki - lakiku yang satu lagi sedang mengikuti Buddhist Camp dan papiku sedang bekerja, sehingga tidak bisa melihat moment pertama kali Sam sampai di rumah. Ia benar - benar lucu. Kami beri ia minum dan makanan. Ia sangat pemalu ketika baru datang. Ia mulai mencium - cium untuk mengenali rumah baru dan keluarga barunya. Dannn... Oopsss..dia malah pipis di lantai ruang tamu.. Yawhhh... Hahahaha.. Aku hanya bisa tertawa sambil membersihkannya.

Kami bingung juga mau memberikan nama yang bagus untuknya. Aku mempunyai ide untuk memberikan nama Samantha White. Dan aku mulai memanggilnya dengan Sam. Sampun merespon ketika aku memanggilnya dengan nama Sam. Yakhhh...itu nama untuknya. adik bungsuku berpikir untuk menambah nama Angela ditengah nama yang telah kuberikan. Akupun setuju, karena dengan menambahkan Angela, namanya akan semakin cantik dan pas. Samantha Angela White.. Hmmm... Sangat cocok... ^^

Kalau hari pertama Sam sangat pemalu dan hanya tiduran dipojok bawah bangku di ruang tamu kami, lain halnya dengan hari kedua, ia mulai tidak jaim lagi.. Hihihihi.. Dia mulai aktif dan agak nakal. Semua benda yang bisa ia gigit, ia gigit. Kami senang melihatnya aktif.

Hari ketiga dan selanjutnya dia makin aktif,tomboy, dan pintar. Ia dengan mudah dapat diajarkan pup dan pipis di tanah teras rumah kami. Juga ketika makan, kami mengajarkan duduk baru kami memberikannya makanan, ia juga dapat melakukannya dengan baik dan lancar. Aku memberikannya boneka monyet dan menamakannya Pugu untuk teman bermainnya. Ia paling suka bermain Pugu dan berlari sambil membawanya. Aku dan yang lain senang menjahilinya dengan berpura - pura hendak mengambil Pugu darinya. Ia tidak mau memberikannya. Ia juga suka menggigit sepatu dan mengobrak - abrik sepatu, serta membawa kaos kaki entah kemana untuk di sembunyikan.. huAaaa..dasar Sam... Hahahaha...

Kami makin sayang padanya. Selain lucu dan menggemaaskan, ia juga pinter lowhh. Ko Agung baru memberitahu bahwa Sam adalah anjing ternakal dibandingkan 2 saudaranya. Hahahaa... ternyata.. Padahal Sam kan betina, tapi... Hahahaa... Aku hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah lakunya. Ia sangt tomboy.. HahhHahahaha.....


Makanan kesukaannya adalah babi dan ayam kecap buatan mami. Dog food hanyalah makanan ringan baginya. Semakin hari, kami semakin menyayanginya. Sampai kami mengganggap ia anggota keluarga kami. Setiap pagi, ketika mami keluar dari kamar, ia telah siap didepan pintu kamarnya dengan ekor bergoyang - goyang karena ia ingin pup dan pipis di luar. Setelah mami membuka pintu, ia langsung lari keluar dan..... huahahha.. kalian pasti tau sendiri.

Setiap pagi, mamipun membuatkan susu untuknya. Ketika aku dan yang lainnya bangun, ia selalu menyambut kami dengan agresif mengajak main dan dengan khas goyangan ekornya. Ketika aku dan yang lainnya ingin pergi, ia seakan tidak mengizinkan kami pergi dengan menarik - narik celana kami. Sewaktu kami pulangpun juga di sambut olehnya dengan gembira.

Ketika lewat petshop, pasti aku langsung mampir untuk membelikannya dog food, atau tulang - tulangan, bedak, kalung, dan rantai untuknya agar Sam dapat diajak jalan - jalan disekitar rumah supaya tidak bosan.

____________________________________________________________________

Tetapi, tgl 26 september yang lalu Sam kecilku yang semula aktif, tomboy, pintar sekaligus bandel, tiba - tiba kejang - kejang. Kami sangat bingung, kenapa bs seprti ini. Aku mencoba mencari tahu penyakit - penyakit pada anjing lewat internet dan mamiku menduga bahwa Sam terkena epilepsi. Keesokan harinya kejang - kejangnya makin parah, sampai pup dan pipis.

Menurut forum para dog lovers, penyakit epilepsi pada anjing merupakan keturunan dan tidak dapat disembuhkan. Lalu aku menanyakan kepada Ko Agung ( orang yang telah memberikan seekor anjing kecil yang telah membawa kebahagian untuk aku dan keluargaku sejak ia datang) apakah induk Sam ada sejarah terkena epilepsi, karena aku sangat takut Sam kecilku terkena epilepsi. Ko Agung sendiri bilang bahwa induknya tidak ada sejarah terkena epilepsi.

Kami bingung, berarti penyakit apa yang menimpa Sam kecil kami. Minggu pagi, mami dan adikku yang paling kecil membawa Sam ke dokter hewan di daerah Puri Kembangan. Ternyata Sam diperkirakan menderita Distemper syaraf. Dokter menyarankan untuk diminum obat - obat dan vitamin yang diberikan. Bila Sam tidak sembuh dalam seminggu, baru dibawa kesana lagi. Dokter itu juga berkata kalau misalnya Sam benar - benar terkena distemper dan bila malas merawatnya di tidurkan saja ( Dalam arti disuntik mati ) dikarenakan sangat sulit merawatnya dan harapannya untuk hidup sangatlah kecil.

Aku dan keluargaku sangat kaget mendengarnya. Kami tidak mau kalau hal itu sampai tejadi. Akupun mencari tahu penyakit ini dari internet. Ternyata benar - benar penyakit distemper adalah penyakit yang sangat berbahaya dan disebabkan oleh virus. Angka kematiannya adalah 80% dan harapan keselamtannya hanya 20%. Belum ada obat untuk penyakit ini. Aku jadi benar - benar takut.

Tapi, kami tidak akan menyerah begitu saja. Aku melihat masih ada harapan melihat di forum dog lovers bahwa dengan minum obat - obat tradisional china yaitu an gong, yu nan ba yao, atau pien tze huang yang disertai dengan obat dokter,juga dirawat dengan kasih sayang oleh pemiliknya sendiri serta diberi semangat, jangan dimarahi bila ia pup, ada yang sembuh. Memang obat - obat tradisional dan obat -obat dokterpun mahal, tapi demi kesembuhan Sam, apaun kami akan lakukan. Aku selalu membisikan di telinga Sam..

" Sam harus bertahan, Sam pasti bisa.. Sam anjing yang kuat..Kita semua sayang banget ama Sam.. Sam adalah anjing yang luar biasa, sayang.. Sam pastii bisa melawan virus - virus itu. "

_____________________________________________________________________

SAM ADALAH ANJING YANG LUAR BIASA

Baru beberapa hari setelahnya, aku melihat keadaan Sam makin parah. Setelah ia kejang - kejang sambil pup dan pipis, ia jalan - jalan tidak jelas ke arah mana dan menabrak apapun didepannya. Iapun sudah tidak mau makan lagi. Tubuhnya makin kurus.. Kami semakin takut. Kamipun membawa kembali Sam ke dokter yang sama dan memvonis Sam memang terkena distemper. Kami bagai tersambar petir mendengar kenyataan itu.

Kami bertekad tidak akan menyerah. Kamipun melihat Sam berjuang dengan begitu keras. Walaupun sakit, ia tetap mau pup dan pipis diluar. Ia mungkin khawatir kami akan memarahinya kalau ia pup dan pipis didalam rumah. Sehingga kami selalu mengatakan...

" Gak apa - apa,Sam.. Sam khan lagi sakit. Gak apa - apa pup eN pipis disini. "

Kami benar - benar kagum akan perjuangan Sam. Ia begitu luar biasa. Kamipun mencoba segala alternatif obat china yang diusulkan diforum secara bergantian yang diiringi dengan obat dokter selang 3 jam. Aku, mami, dan adikkupun bergantian menjaga Sam tiap malam. Bahkan ketika semuanya harus kerja, kuliah, serta sekolah sehingga tidak ada yang menjaga Sam, aku bolos kuliah untuk menjaganya.

Mamipun selalu membeli makanan ganti - ganti, seperti bubur ati ayam, bubur beras merah, biskuit dan susu bayi, agar Sam tidak bosan. Setiap 3 jam sekali, kami bergantian memberinya makan melalui alat suntik yang tidak ada jarum suntiknya dan minum agar tidak dehidrasi.

Pada saat hari selasa, kami membawa Sam ke dokter hewan yang berbeda di daerah green garden untuk diperiksa dan rawat inap karena besok aku harus kuliah yang tidak bisa ditinggalkan. Kata - kata dokter itu kembali membuat kami down karena Sam sangat kecil kemungkinannya untuk sembuh. Karena virus ini menyerang syaraf, ia akan tidak sadar. Bisa saja ia menggigit lidahnya sendiri. Melihat ia telah mengigit bibirnya sendiri hingga luka dikedua sisinya, aku menjadi semakin takut. Dokter itu juga berkata bila sembuhpun, pasti akan mengalami kecacatan. Hatiku benar - benar sedih dan serasa keiris mendengarnya. Kamipun pulang dengan sebelumnya membisikan ke telinga Sam..

" Sam, cici ama mami pulang dulu yawhh... Besok ga ada yang bisa jaga kamu, jadi Sam tinggal disini dulu yawhh.. Besok cici ama mami jemput Sam laghi yawhh... Sam harus bertahan, Sam pasti bisa.. Sam anjing yang kuat.. Cici ama mami sayang banget ama Sam.. ", bisikku sambil terisak pelan.

Tapi, aku tetap berharap Sam bisa sembuh total. Mamiku bilang jangan terlalu memaksakan Sam karena kasihan melihat keadaan Sam yang seperti sekarang. Sangat menderita... Mami menyarankan untuk sembahyang minta yang terbaik untuk Sam. Kalau seandainya Sam memang tidak bisa sembuh, aku harus merelakannya untuk pergi. Kalu seandainya Sam biasa sembuh, tolong sembuhkanlah secepatnya. Aku terisak di pelukan mami. Aku sangat tidak rela melepas Sam, aku sangat menyayanginya. Tetapi, bila ingin Sam tidak menderita lagi, aku harus sembhyang seperti yang disarankan mami.

Rabu, 4 November, aku dan mami kembali menjemput Sam dari rawat inap di dokter tersebut. Sam terlihat agak membaik. Ia mau makan. Tetapi dokternya berkata bahwa sore tadi ia tidak mau makan dan diinfus. Mami menduga mungkin karena Sam tau bahwa kami akan menjemputnya dan menyuapinya makan lagi. Sampai di rumah, ia masih tidur dengan nyenyaknya. Jam 8 mlm, ketika ia bangun, mamipun menyuapinya lagi dengan suntikan. Iapun makan dan makan obat dengan lancar. Kami sangat senang dan yakin bahwa Sam pasti akan sembuh.

____________________________________________________________________

Tetapi ternyata dugaan kamipun salah. Tepat, 5 November, Sam tidak lagi bisa bertahan. Sabbe Sankhara Anicca.. Jem 10 malam, setelah diberi makan dan Sam makan dengan lancar, tiba - tiba Sam sesak nafas. Mami dan adeku panik mencari obat kejangnya, tetapi tidak ketemu juga. Ironisnya, pada saat Sam meninggal, aku tidak ada disisinya. Aku sedih sekali dan merasa bersalah padanya. Sam meninggal dengan hanya ada mami dan kedua adikku disampingnya. Ia dikubur jam 12 malam di tanah teras rumah kami. Selamat jalan, Sam kecilku. Kami akan selalu merindukanmu,Sam. Engkau akan selalu ada dihati kami dan tidak ada satupun yang bisa menggantikanmu. Semoga Sam terlahir di alam yang lebih baik lagi yawhhh... Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.. Sadhu...Sadhu.. Sadhu.... _/\_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar